Monday 11 February 2019

Hati-Hati, Pakai GPS Saat Berkendara Bisa Dihukum 3 Bulan Penjara
Mahkamah Agung (MK) telah menolak terkait uji materi penggunaan global positioning system (GPS) di telepon seluler saat berkendara. Larangan penggunaan GPS ini, tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009.

Jadi, bagi pengemudi yang mengaktifkan GPS di telepon pintarnya saat berkendara, bisa didenda sebesar Rp 750 ribu dan juga pidana kurungan selama tiga bulan penjara.

Menurut Kasubdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kompol Herman Ruswandi, larangan penggunaan GPS sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Sudah diatur di pasal 106 ayat 1 dan pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, sehingga tidak diragukan lagi," kata Herman seperti dikutip dari Antara, disitat dari news Liputan6.com, ditulis Senin (11/2/2019).



Saat ini, kata Herman, penindakan dilakukan oleh petugas yang ada di lapangan. Namun ke depan penindakan tersebut akan diintegrasikan dengan sistem tilang elektronik menggunakan kamera CCTV.

"Saat ini masih oleh petugas baik yang berjaga atau yang berpatroli, tapi ke depan ketika kamera CCTV sudah terpasang dan itu juga sudah bisa dijadikan alat bukti yang sah sesuai undang-undang," ujar Herman.

Herman mengungkapkan pemakaian GPS saat berkendara berpotensi mengganggu konsentrasi pengemudi. Sehingga dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Meski demikian, Herman mengaku penggunaan GPS tetap diperbolehkan, asal tidak digunakan saat pengemudi tengah berkendara.

"Jika dia mengoperasikan GPS di ponselnya atau yang ditempelkan dalam keadaan kendaraan menepi di pinggir jalan, itu boleh. Yang jelas ditindak adalah yang mengoperasikannya saat jalan apalagi di jalur cepat, karena pasti akan mengganggu konsentrasi," kata dia.

Dengan aturan ini, Herman mengharapkan tidak ada lagi kecelakaan-kecelakaan fatal akibat pengemudi kehilangan konsentrasi ketika mengendarai kendaraannya.

"Karena aturan ini sesungguhnya bertujuan melindungi kepentingan umum yang lebih luas akibat perilaku pengemudi yang konsentrasinya terganggu karena menjalankan dua aktivitas," ujar Herman menambahkan.

sumber: Liputan6.com

Saturday 9 February 2019

Sadis, Motor Kustom Asal Bogor Ini Pakai Mesin Toyota Kijang
Kustom sepeda motor menggunakan mesin motor sepertinya sudah biasa. Tapi kali ini ada yang tak biasa, yakni menggunakan mesin mobil Toyota Kijang  tahun 1978 dengan tipe mesin 3K berkapasitas 1300 cc. Builder di balik motor ini adalah Julian Hidayat alias Bonyok, owner Bokor Custom yang berdomisili di Cibinong, Bogor, Jawa barat.

Konsep motor cafe dragster bermesin Toyota kijang ini diberi nama Gabus Darat, panjang dari ujung ban depan hingga belakang mencapai 2 meter dengan wheelbase 1,5 meter. Benar saja, Bonyok memang awal mulanya terinspirasi dari konsep motor drag luar negeri yang memiliki wheelbase yang cukup panjang dan bermesin besar. Dari sana muncul ide bagaimana mendapatkan motor dengan mesin besar tapi dengan budget yang minim.



"Awal cerita saya ingin buat suatu karya yang beda dari yang lain karena kalau beda sudah pasti seru, jadi ambil dari mesin mobil, kebetulan saya lebih suka ke cafe racer tapi lebih cenderung ke cafe dragster," ujarnya kepada Tempo di bengkel Bokor Custom, Bogor pada Sabtu, 9 Fabruari 2019.

Kesulitan saat membangun motor ini, lanjut dia, ada pada bagian transmisinya karena transmisi mobil dan motor posisinya tentu berbeda. Selanjutnya menghubungkan tenaga mesin ke roda, karena mesin mobil pakai gardan sedangkan motor pakai rantai.

"Transmisi saya bikin semi otomatis jadi matik tapi tetap tidak ada transmisi, jadi cuma mengandalkan putaran RPM lalu ke tuas gardan, jadi saat mesin nyala, lepas kopling, naikkan RPM, motor langsung jalan tanpa masuk gigi (gear)," kata Bonyok.

Alasan Bonyok pilih mesin Toyota Kijang ini karena di Indonesia tidak ada yang tak kenal Toyota Kijang. Selain itu mesin juga banyak tipenya dan part mudah didapatkan di daerah.

Pembuatan rangka masih terinspirasi dari motor drag luar negeri. Namun, untuk menentukan posisi mesin yang cukup besar, membangun sasis yang kuat perlu inspirasi dan ia sempatkan untuk cari informasi di internet hingga akhirnya mendapatkan model tubular seperti ini.

Dalam membangun motor dari mesin mobil, Bonyok menjelaskan bahwa yang harus diperhatikan adalah rangka yang pasti harus kuat dan seimbang. Karena modifikasi ini perubahannya sangat drastis dari mesin yang dipasang di mobil ini dicangkok ke motor, otomatis perhitungannya harus matang.

sumber: tempo.co

Sunday 27 January 2019

Honda Punya Motor Unik Lagi, Namanya Pop 110i
Setiap negara memiliki karakter konsumen dengan keunikannya masing-masing. Salah satu contohnya adalah Honda XRM 125 untuk konsumen di Filipina. Motor tersebut memadukan motor bebek dengan wajah khas motor trail.



Hal itu juga diterapkan oleh Honda Brazil. Di negeri samba, beredar motor bebek yang dilengkapi half-fairing dan menggunakan setang naked bernama Honda Pop 110i.

Sekilas, Honda Pop 110i mirip dengan Honda Sonic yang beredar di Indonesia. Hanya saja, motor ini menggunakan setang standar motor bebek, sepasang suspensi belakang, dan ukuran pelek yang berbeda.

Secara spesifik, Honda Pop 110i menggunakan pelek depan berdiameter 17 inci, sedangkan di belakang terpasang pelek 14 inci. Sepatbor depannya pun dibuat agak tinggi layaknya motor bebek.

Bermain di segmen entry-level, Honda Pop 110i tak dibekali dengan berbagai fitur. Motor ini masih menggunakan headlight bohlam dan instrumen panel analog. Bahkan, kuncinya tidak menggunakan sistem shuttered-key.

Selain itu, sepasang pelek jari-jari (spoke wheel) Honda Pop 110i masih dikawal dengan rem tromol. Meski demikian, remnya sudah dilengkapi dengan teknologi Combi Brake System (CBS).

Untuk urusan performa, Honda Pop mendapat asupan tenaga sebesar 8 Tk dengan torsi 9 Nm dari mesin 1-silinder 109,1 cc. Dapur pacu tersebut disokong dengan sistem pengabutan injeksi PGM-FI.

Meski minim fitur, harga Honda Pop 110i terbilang tinggi. Berdasarkan situs resmi Honda Brazil, motor ini dibanderol BRL5.790 yang setara dengan Rp21,7 juta (Kurs BRL1 = Rp3.756).

Sumber: Otosia.com
Keren, Motor Suzuki Ini Bergaya Moge Amerika
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) 2W sempat memamerkan Suzuki Intruder 150 saat Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun lalu. Motor ini sempat menyedot perhatian banyak orang.

Suzuki Intruder adalah motor cruiser bergaya modern yang identik dengan mesin berkapasitas besar alias motor gede (moge). Hanya saja, di India, naked-bike ini memiliki varian 150 cc.



Sayangnya, sampai saat ini pihak SIS 2W masih belum menunjukkan gerak-gerik memasarkan Suzuki Intruder untuk pasar Indonesia. Hal serupa ternyata juga dilakukan oleh Suzuki Vietnam.

Namun, Suzuki Vietnam telah memiliki produk lain yang juga bergaya cruiser, namun bukan Suzuki Intruder, melainkan Suzuki GZ150-A. Berdasarkan situs resmi Suzuki Vietnam, naked-bike ini dibanderol VND63,9 juta atau sekitar Rp39 jutaan (VND1 = Rp0,61).

Berbeda dengan Suzuki Intruder yang tampak modern, Suzuki GZ150-A justru kental dengan nuansa cruiser Amerika dan lebih mirip beberapa varian Harley-Davidson.

Tengok saja sektor depannya yang dibekali headlight bulat, setang tinggi, speedometer bulat, dan crash-bar. Tangki Suzuki GZ150-A dibuat lebar namun pipih, khas motor cruiser.

Bergeser ke tengah, Suzuki GZ150-A memiliki jok split-seat lebar dengan sandaran kecil di bagian belakangnya. Di sampingnya terdapat sepasang box yang khusus untuk motor ini.

Aura cruiser Amerika juga sukses dimunculkan oleh beberapa komponen krom yang berpadu dengan body berwana hitam. Selain itu, velg depannya berdiameter lebih lebar, 18 inci, dibanding belakangnya, 16 inci.

Untuk urusan performa, Suzuki GZ150-A mengandalkan mesin 1-silinder 150cc berpendingin udara. Dapur pacu bersistem pengabutan injeksi ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 11,5 hp dengan torsi 11,12 Nm.

Sayangnya, Suzuki GZ150-A terbilang minim fitur. Motor cruiser ini masih mengandalkan pencahayaan bohlam, instrumen panel analog, dan tidak dilengkapi rem ABS.

sumber: liputan6.com

Thursday 24 January 2019

Dibanderol Rp34 Juta, Yamaha MT-15 Resmi Masuk Indonesia
 Tanpa seremonial, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Agen Pemegang Merek  (APM) Yamaha di Indonesia mengumumkan bahwa pihaknya telah menjual MT-15 untuk konsumen di Tanah Air. Dengan masuknya Yamaha MT-15 itu artinya menambah panjang keluarga MT. Sebelumnya ada MT-10, MT-09, MT-07, MT-03 serta MT-25.

“Kehadiran MT-15 merupakan representasi atas gaya berkendara masa kini. Hal tersebut dapat dilihat melalui desain motor yang lebih agresif, penambahan fitur terbaru. Serta optimalisasi mesin yang lebih bertenaga,” ujar Yordan Satriadi selaku Deputy General Manager Marketing YIMM, dalam keterangan resminya.



Dari segi penjualan secara nasional, sepeda motor bergaya sport kurang begitu bergairah. Tapi Yordan yakin munculnya Yamaha MT-15 mampu meraih pencapaian yang positif.

“Kami optimis MT-15 akan mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat dan menjadi trend setter di kalangan para pecinta naked sport kedepannya,” jelas Yordan.

Keluarga baru di MT series ini mendapat sentuhan pengembangan yang baik dari Yamaha seperti desain, fitur, maupun performa mesin. Ini sebagai upaya dalam memberikan pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan kepada pecinta sepeda motor sport di Indonesia.

Yamaha MT-15 hadir dalam tiga pilihan warna yakni Matte Grey, Matte Blue, dan Metallic Black. Satu unit Yamaha MT-15 dipasarkan seharga Rp34,95 juta.

Meluncur di Thailand


Sebelum masuk ke Indonesia, Yamaha MT-15 meluncur lebih dahulu di Thailand. Di sana Yamaha MT-15 dibenderol 98.500 Thai Baht atau sekira Rp45,7 juta. Dengan harga semahal itu konsumen tidak hanya memperoleh sepeda motor dengan desain menarik mata tapi juga dapat juga merasakan langsung fitur-fitur yang ditawarkan.

Mendukung penampilan Yamaha MT-15, pabrikan asal Jepang itu memasangkan mesin berkapasitas 155.1cc, silinder tunggal dengan tekologi Variable Valve Actuation (VVA). Mesin ini dikawinkan dengan transmisi manual enam percepatan.

sumber: carmudi.co.id
Inilah Motor Komuter Buatan Aprilia untuk Pasar Asia
Aprilia produsen sepeda motor asal Italia memiliki motor komuter berjenis naked Aprilia STX 150. Apabila kelak masuk Indonesia, kendaraan roda dua ini bakal bersaing dengan Honda CB150 Verza dan Yamaha Bison. Sepeda motor tersebut telah dijual di Singapura dan Selandia Baru dan segera mengaspal di India.

Meski bergenre naked komuter, namun Aprilia STX 150 tampil dengan sosok yang sporty serba tajam pada bodinya. Motor ini memiliki tangki bahan bakar yang macho dengan bodi yang panjang, jok panjang yang memberikan kenyamanan bagi pengendara dan pembonceng, dan penggunaan under cowl.



Aprilia STX 150 memiliki posisi ergonomi yang santai dengan setang yang tinggi dan footpeg yang terletak di tengah. Suspensi belakang menggunakan peredam kejut bermuatan gas ganda untuk memberikan kenyaman dan mampu meredam guncangan dengan nitrogen. Pada bagian depan, Aprilia menggunakan suspensi teleskopik konvensional.


Pada sistem pengereman dibantu oleh rem cakram dibagian depan dan belakang ditambah penggunaan ABS standar. Aprilia STX 150 memiliki tangki bahan bakar 18 liter dan velg palang 10 dengan diameter 17-inci yang dibalut ban ukuran 90/80 bagian depan dan 110/80 bagian belakang.

Mesin Aprilia STX 110 berkapasitas 149 cc silinder tunggal, SOHC, 2-katup, berpendingin udara yang dikombinasikan dengan gearbox lima kecepatan. Motor ini menggunakan karburator Keihin 22 Euro 3 compliant yang mampu memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan emisi yang lebih rendah.

Sumber:tempo.co